KRL Ekonomi Jakarta-Bogor Dihibur Irama Dangdut

  Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi jurusan Jakarta-Bogor atau sebaliknya merupakan transportasi super murah, bahkan boleh dikatakan angkutan umum “gratis”. Bagi penumpang KRL ekonomi memang sudah tidak asing lagi kalau angkutan umum yang satu ini, sudah mendarah daging hingga para penumpang telah saling mengenal dan sikap kebersamaan timbul.
  Tidak hanya itu, penumpang KRL ekonomi tidak pernah merasa bosan atau jenuh. Karena disamping hiruk pikuknya para pedagang dan beberapa jenis ‘tukang minta-minta’ atau Gepeng, juga para pengamen antar stasiun pun bergelora menambah suasana ‘glamour’nya rangkaian gerbong, walau sebagian penumpang ada juga yang kesal dibuatnya.
  Sejak pagi hingga malam hari PT. KAI jurusan Jakarta-Bogor PP tersebut yang tetap setia melayani penumpang dan sang Pengais Rezeki di dalam rangkaian gerbong, ada satu hal yang perlu dicatat, terutama yang memburu rupiah melalui irama musik dangdut dengan peralatan lengkap.
  Di mana rangkaian KRL Ekonomi tujuan akhir Bogor yang berangkat dari stasiun Kota Beos dan stasiun Manggarai, ada tiga grup musik dangdut disamping mencari rezeki juga memberi hiburan kepada para penumpang. Yang lebih diacungi jempol dari ketiga grup musik tersebut, dua diantaranya dipimpin wanita. Serta mereka tampil dengan peralatan alat musik lengkap seperti gitar melodi, organ, gendang, gitar bas, tamborin, dan sound system.
  Ketiga grup tersebut, Melista pimpinan Mpok Mila, Bahtera Nada pimpinan Mpok Eva, dan Abusta pimpinan Bang Andi. Ketiga grup tersebut berhasil meraih simpati para penumpang rangkaian gerbong KRL ekonomi tujuan Bogor, “Saya senang juga sich adanya ‘pengamen elite’ di rangkaian KRL ekonomi ini, karena kelelahan seharian bekerja sebelum sampai rumah sudah ada yang hibur,” ujar salah seorang penumpang Jakarta-Bogor yang tidak mau disebutkan.
  Sedang penumpang lain mengatakan, kehadiran grup irama musik dangdut yang ada di rangkaian gerbong KRL ekonomi ini memang tidak mengganggu sekalipun, serta tidak pernah ada kejadian yang tidak di inginkan.
“Lain kalau ada show dangdut, pasti aja ada keributan. Tapi ini yang luar biasa. Buat saya, asal saling menghormati dan menghargai pasti tidak akan terjadi keributan. Toh, selama ini tidak pernah terjadi keributan,” ujar Donny warga Griya Cilebut Indah yang bekerja di sebuah asuransi di kawasan Jalan Kopi, Jakarta Pusat.
  Namun beberapa tahun ini, penumpang sudah mulai mengeluh dengan adanya KRL Ekonomi yang sepertinya ada “kesengajaan” dikurangi. Karena menurut beberapa nara sumber akan diganti total dengan KRL ekonomi AC tujuan Jakarta-Bogor-Jakarta yang tiketnya seharga Rp. 5.500,-
  “Ya.! saya sich baru dengar-dengar aja dan katanya demikian. Tapi rugi dong, kalau penumpang Bogor arah Jakarta disamakan tiketnya yang naik dari Pasar Minggu turun di Cawang. Sementara yang ekonomi biasa saja berbeda harga tiketnya, dari Bogor ke  Jakarta Rp. 2.500,- sedang Depok-Jakarta Rp.1.500,- dan Manggarai-Kota Beos Rp. 1.000,-” keluh Donny.
  Namun ditambahkannya, harus ada solusi bagaimana KRL ekonomi tetap berjalan atau ada, jangan sampai dihilangkan. Ini patut menjadi perhatian PT. KAI. (ilham)

KEMBALI